Thursday, January 1, 2015

Curi Ide, Curi Klien: House of Jealouxy vs Aglaea


Belum lama pudar soal plagiarisme yang terjadi pada Jakarta Fashion Week 2014 lalu, kini kasus jiplak menjiplak semakin 'naik daun' di ranah industri fashion tanah air. Kali ini terjadi pada House of Jealouxy versus Aglaea.



Kedua brand lokal yang sama sama berfokus pada penciptaan headpiece yang sedang hits ini saling bergunjing di akun Instagram masing masing menyangkut pencurian ide hingga klien. Merasa tidak bisa dibiarkan lagi, Creative Director House of Jealouxy (HoJ), Uli, menulis statement pada akun resmi HoJ, begini tulisnya:


Jika kita liat dari tulisan Uli, sebelumnya mungkin ia santai menanggapi tiru meniru yang biasa terjadi, menurutnya ini hanya soal 'terinspirasi'. Namun ia nampak gerah saat melihat beberapa foto klien-nya terpampang dalam toko online Aglaea yang mengklaim kalau para artis ini memakai produk rancangan mereka.

Membalas statement dari Uli, akun Aglaea yang sempat di kunci selama satu hari, akhirnya angkat bicara, berikut:


Well, dalam statement Aglaea dituliskan bahwa ia mengaku mendapatkan inspirasi dari desainer luar Laura DeWitt yang sudah mumpuni - bahkan sedikit menyentil HoJ, disini dikatakan kalau HoJ sendiri pun sempat 'terinspirasi' dari Laura DeWitt. Lucunya, Aglaea malah bersyukur karena kasus ini, follower Instagramnya bertambah dan dibanjiri pesanan.

So... Siapa yang dirugikan disini? pencurian ide yang dimodifikasi mungkin sedikit menjengkelkan, karena kita di Indonesia belum punya badan pengawas masalah ide dan kreatifitas, tapi kalau sampai mencuri klien.. gw harus setuju sama HoJ, that's not cool anymore! Itu namanya ngambil rejeki orang lain sis.

Mungkin agar jelas, dalam berbisnis bukan soal jam terbang siapa yang lebih lama, bukan senior atau junior, bukan material siapa yang lebih mahal dan lebih murah, tapi soal KEASLIAN. Pembeli rela merogoh kocek dalam untuk sebuah produk fashion karena selain mereka puas akan kualitas, juga karena KEASLIAN yang tak mungkin mereka temukan di toko lain.

Jadi bergelut di dunia fashion bukan soal saling berbelas kasihan. Siapapun boleh sombong kalau karyanya PURE << kasarnya. Yah, Isabel Marant aja sempat dongkol saat semua orang mencuri ide sneaker wedges-nya, tapi dari situ kita tau SIAPA sang pencipta aslinya, siapa sang maestro sebenarnya.

Akhir kata: "Good design goes to heaven, bad design goes everywhere".


No comments:

Post a Comment